Senin, 08 November 2010

ayah bunda

wahai orang yg aku sayangi,dan ku tahu kaupun menyayangiku,,
tak mampu kumelupakanmu wlau hanya sekejap mata,,
aku seperti dedaunan yg selalu menantikan mentari kala embun tlah basahi seluruh ragaku,,
dan selalu kuharap hangat dan tegarmu ajariku berjalan mengarungi siang yg riuh,,
kala jemari malam menutupi sebagian bumi,,
lalu pekat malam mencekam jiwa yg sepi,,
ketakutan dan cemas menggenggam hati2 yg gelisah,,
hingga terlelap dlm sebuah penat,berlari dan menari dipuncak mimpi,,
dan kau pendar rembulan yg tak lelah membelai lembut sang pemimpi itu,,
merasuk dari celah jendela membelai wajah letihku,,
menenggalamkanku dlm damai,,
menjaga dari setan yg berputar dan bersembunyi dbalik bayanganku,,
yg menatapku dg sepasang matanya yg menjijikan,,
dan tangannya tak lepas dari pedang yg terhunus,,

wahai jiwa yg tegar,,
rohku melayang dan terpecah dlm terpaan angin,,
sepi sendiri kumelayang dalam dunia yg tak kumengerti,,
mengitari hari dg kebingunan,,
kucari pengetahuan dan kaulah pemberi itu,,
saat kuterjatuh dan mulai kutatap wajah langit,,
lalu kupandang semua keangkuhan,,
bukan sebilah pedang tajam yg kau berikan,,
namun segenggam cinta kasih yg kau sematkan dlm ruhku,,
lalu senyummu sempurnakan maknamu,,
pelan katamu merasuk dan merangkaikan asa,,

wahai jiwa yg indah,,
kaulah kesucian yg indah,,
sungguh jiwamu lebih indah dr bunga yg merekah dipagi yg cerah,,
lebih indah dari sakura dimusim semi,,
lebih cemerlang dari cahaya mentari gemilang melukis wajah dunia,,
ciptakan keagungan yg mendamaikan mata yg terjaga
lebih menarik dari permata yg bertahta diatas mahkota,,
dan kusaksikan tegarmu bagai sebatang pohon yg tak goyah,,
walau prahara mengoyak jiwamu,,
dan aku tak lebih baik dr rerumputan yg bersembunyi dbalik jiwamu yg luas,,
menggigil dan ketakutan untuk melihat bayanganku sendiri,,
sungguh kuhanya pecundang yg takut melihat kuku-kuku prahara yg menari-nari
membelai angan dan mencabik dg kerasnya,,

wahai orang yang aku cintai,,
ingin kuselalu bersamamu,,
walau kadang kepedihan menghampiri jiwa-jiwa kita yg rapuh,,
mengeringkan hati-hati kita dari kesabaran dan ketabahan,,
namun takkan habis dan tak kering apa2 yg ada pada hati kita,,
karena dari situlah semua berawal,dan semua mengalir pelan dan tenang,,
sungguh tak ingin kutinggali jiwa dan ragamu,,
seperti mentari yg setia pada siang,seperti bulan yg tak pernah khianati malam,,
seperti burung2 yg setia bersenandung untuk pagi,,
lalu dahan2 menjaganya dr terik,,
seperti sungai yg setia kepada danau2,,
mengalir dan bergemricik berdawai lalu berpadu,,
ingin kujaga engkau seperti kumenjaga hatiku yg berbunga2,,
hatiku yg tentram yg tak ingin terusik desahan angin yg menggores perih,,

wahai engkau yg menangis dan tersenyum untuku,,
malaikat maut selalu mengintai ruh-ruh kita,,
tak pernah terlena Ia akan perintah Tuhan,,
dan aku tak pernah tahu akan rahasia yg kuasa,,
aku tak pernah tahu kapan Tuhan pisahkan ruhku dg raga ini
dan kapan Tuhan pisahkan ruhmu dari ragamu,,
namun selama itu aku akan ada untukmu,,
dan akupun berharap Tuhan takkan pisahkan kita dalam keabadian miliknya,,
semoga aku bisa menjagamu dalam dunia yg maya ini,dan bs menjadi peringan dlm dunia yg lbh nyata,,

wahai jiwa2 yg ingin kuhadir untukmu,,
begitu banyak pedang tajam yg kugunakan untuk melukis luka dihatimu,,
dg tinta pelangi yg menyakitkan,,
dg taburan debu dan pasir yg membuat perih,,
kumohonkan maafku untukmu,,
seiring tulus cinta yg melalap hati,,
menggugurkan kehendak,menyurutkan ketakutan,,

wahai ayah bundaku,,
engkaulah segalanya dlm hidupku,,,

by:zzzzzzz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar